Mmmmm baca poin 13 berasa flashback jadi ingin syurhaaaatt, boleh? Mungkin bakalan rada panjang.🤭
Duluuuu jaman pundak lelaki ini mengemban amanah, hingga di tahun ke lima pun sampai masa akhir jabatannya boro² kebeli mobil, mobil second sekalipun..
Bahkan jika ada yg pernah ke rumah dan perhatikan kondisi rumah kami, ada bocor di mana², atap rumah hampir ambruk kurang terurus 😅
Mungkin orang lain tak perlu tau, ini hanya ungkapan hati seorang anak yang (mungkin) merasa sedikit ‘cemburu’ karena perhatian lelaki pertamanya kepada masyarakat melebihi perhatiannya kepada keluarga..
Tanpa beliau sadari (mungkin), tak jarang keluarga menjadi nomer 2 karna lebih memikirkan kesejahteraan masyarakat. Meski ternyata kenyataannya masyarakat yang begitu beliau pikirkan dan bela habis²an banyak yang tidak mengakui pengorbanan dan perjuangannya untuk mereka..
Hati anak mana yang tak terluka melihat fakta semenyakitkan itu 💔
Bahkan tak sedikit yang berkhianat demi materi, lebih mirisnya bermunculan orang² bermuka dua yang dengan bangganya mendua.
Heiii tak resahkah hidupmu kau habiskan untuk mencari muka di hadapan makhluk?
Hati anak mana yang tak geram melihat realita kepalsuan di depan mata 😠
Tak ingatkah
“Manusia yang paling buruk adalah yang bermuka dua, yang mendatangi suatu kaum dengan muka tertentu dan mendatangi yang lainnya dengan muka yang lain.” (HR. Bukhari)
cmiiw ✌
Tapi tak apa, diam² aku mengetahuinya, cukup tau dan jadi catatanku untuk lebih berhati² menghadapi orang² bermuka dua macam mereka. 😎
Kalau ada yang mengenal aku dan kakakku semasa sekolah, terkadang kami menjadi siswa terakhir (mendekati deadline masa pembayaran) yang menyetorkan uang bulanan ke sekolah, diam² dipanggil guru karena belum bayaran. 😁
Untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikulerpun perlu berpikir ulang, bagaimana jika harus ada iuran tambahan. Karena apa? Uang beliau banyak dipakainya untuk memenuhi kebutuhan orang lain lebih dulu. Jika ingat ini rasanyaaa 😢
Jika masih ada yang penasaran, akhirnya kami bisa meminang rumah second pun harus mengandalkan hasil gadai SK milik mamah (haruskah ini ditulis? Aku rasa perlu, biar menjawab rasa penasaran mereka yang mengira²).. 🧐
Sebegitu sulitnya kehidupan ekonomi kami saat lelaki kami mengemban amanah sebagai kepala desa.
Padahal yang kami bayangkan, ketika kedudukan itu diraihnya, kehidupan kami akan jauh lebih sejahtera, bisa memiliki kendaraan roda 4 terkini, bisa membangun rumah masa depan yang buricak burinong. Bisa mewujudkan mimpinya yang sedari dulu terkubur dalam untuk mengunjungi tanah suci. Ternyata tak seindah itu marimaaaar.. 😂
Terlalu pahit jika diceritakan satu persatu, karena kami yang merasakan dan menyaksikan secara live jungkir baliknya perjuangan beliau. Meski lagi² tak dianggap dan tak diakui beberapa masyarakat. 😌
Aahh kembali lagi, ini masalah hati masing².. Hanya Allah yang tau. Tapi aku bersaksi lelaki kami adalah pemimpin yang sangat amanah.
Biarlah Allah Al Hakiim yang menilainya, karena berharap penilaian manusia hanya akan menemukan kekecewaan. 😔
Maka benar, orang lain hanya melihat enaknya saja tanpa tau perjuangannya.
Aku justru merasa kehidupan kami lebih baik setelah kedudukan itu lepas.. Karna aku hanya mampu berdo’a, jika kedudukan itu akan membawa banyak mudharat, lebih baik lelakiku tak lagi mendapatkannya..
Biarkan ia terlepas dari semua beban fikiran yang menjeratnya, biarkan ia terhindar dari segala macam fitnah dunia.
Terimakasih lelakiku tlah begitu nyata mengajarkan yang namanya kejujuran dan pengorbanan.
Semoga apa selalu berada dalam lindungaNya. 😇🥰