Kamis, 04 Maret 2021

Hari ke 2 tantangan zona 7. pendidikan seksualitas. Kelompok Bandung 1 sudah mulai bergerak menjalankan peran masing-masing. Sejujurnya sedikit banyak. atau malah banyak banyak aku masih bingung dengan harus memulai dari mana untuk bahasan ini, sampai. akhirnya berdiskusi dengan suami dari mulai pentingnya mengenalkan pendidikan seks pada anak sejak dini, peran orang tua dalam pengasuhan pendidikan seksualitas sampai merambat ke pengaruh media digital dan kejahatan seksual melalui media digital. Sungguh topik yang membuat dag dig dug sebagai orang tua dalam menghadapi pengasuhan di zaman digital ini.

Oke, kita mulai dari bahasan pentingnya mengenalkan pendidikan seks sejak dini. Mengutip dari buku Catatan untuk Ayah dan Bunda dari Little Abid yang disusun oleh tim cordoba kids mengenai pendidikan seks sederhana. Bahwa pengenalan pendidikan seks ini penting agar anak memiliki paradigma yang benar tentang jati dirinya, dengan dimulai dari memahami bahwa:
1. Saya laki-laki, kamu perempuan (dan sebaliknya)
2. Laki-laki dan perempuan itu berbeda;  beda bentuk tubuhnya,  beda cara berpakaiannya dll
Memahami perbedaan tersebut sungguh bukan masalah yang sederhana. Pemahaman ini akan sangat berpengaruh dalam. perkembangan kehidupan anak-anak.
Transgender sedang menjadi momok di kalangan masyarakat saat ini, di sinilah pentingnya peran kita sebagai orang tua untuk menanamkan pendidikan seks kepada anak-anak sejak dini. Pentingnya menanamkan kepada anak – anak bahwa Allah menciptakan manusia hanya ada 2 jenis kelamin. yaitu laki – laki dan perempuan. Tidak ada yang ditengah – tengah.

Adapun hal – hal sederhana yang dapat kita biasakan di rumah seperti memisahkan kamar tidur antara anak laki – laki dan perempuan, membiasakan anak perempuan memakai jilbab, membiasakan mandi tidak bersamaan antara anak laki – laki dan perempuan, tidak keluar kamar mandi tanpa menggunakan handuk atau pakaian, tidak bercanda berlebihan dengan memakaikan kerudung atau asesoris sebagai identitas anak perempuan kepada anak laki – laki, pun sebaliknya. Karena seringkali perilaku penyimpangan seks secara tidak sadar terjadi karena pola asuh yang keliru dari para orang tua.